Kata pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan cerpen yang berjudul
“TERBIASA BILA TAK DIANGGAP”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
bpk. Suwaji S.pd. yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan cerpen ini.
Cerpen ini angkat berdasarkan kisah
nyata yang pernah dialami oleh penulis.
Meskipun penulis telah berusaha dengan
segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa cerpen ini masih banyak
kekurangan.
Rimbo bujang, oktober 2014
Penulis
RATNA MAHENDRA TUNGGA D.
TERBIASA TAK DIANGGAP
Sang mentari belum juga beranjak
dari singgasananya dan embun pagi belum juga terjatuh dari lembayung tempat
persinggahannya tapi aku sudah terbangun dari tidur lelapku. Akupun segera melaksanakan
kewajibanku sebagai seorang muslim. Cahaya matahari sudah tinggi bertanda waktu
sudah berjalan cepat dan aku harus segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
Segera saja aku beranjak dari sajadah panjang ini dan mengambil handuk kemudian
segera mandi.
“Assalamualaikum” terdengar salam dari depan
rumah. “Waalaikumsalam eh mbak, bentar ya mbak,mau pamitan sama ibuk dulu.”
Kataku dengan Puji,sahabatku. “iya Na,” jawabnya.Hai teman, kenalkan namaku Ratna.
Aku bersekolah di SMP 3 sekarang aku di kelas 8B, tak lama lagi aku akan naik
ke kelas 9. Setelah berpamitan dengan kedua orangtuaku kamipun segera beranjak
pergi. Sesampaiku di sekolah aku mengikuti pelajaran di kelas dengan cermat.
Tanpa kusadari waktu bergulir dengan cepat dan bel telah berbunyi bertanda
waktu KBM telah selesai. Aku segera membereskan buku-buku dan beranjak keluar
kelas.
“Na, pulang yok” ajak Puji mengagetkanku. “Iya
mbak” jawabku seraya menggandeng tangannya. “mbak, duduk dibawah pohon itu
yok,sambil nunggu motor kita bisa keluar”ajakku menarik tangannya. Tak
berselang lama tiba-tiba ada seorang cowok menghampiri kami. “Puj rene to”kata
dia memanggil Puji. “huh ngopo sih” jawab Puji sambil menghampirinya,tak lama
dia pun pergi segera saja aku bertanya kepada Puji. “siapa orang tadi mbak?
Ngomong apa to tadi?” tanyaku penasaran. “hahaha itu tadi Rudi temen sekelasku,
dia mintak nomermu Rat,boleh gak?” “ya boleh boleh wae, tapi dia baik kan
mbak?”Tanyaku masih penasaran. “baik kok Na, tenang aja. Udah yok pulang lagi
kita.”ajaknya seraya berdiri dan pergi.
Aku segera beranjak berdiri dan mengikuti
sahabatku. Sesampaiku di rumah aku langsung merebahkan badanku ke tempat tidur,
“huuaa capeknya,” keluhku akupun mengambil hp yang tergeletak di sampingku dan
membukanya, rupanya ada sms masuk. “eh ini nomer siapa?” kataku dalam hati,dan aku
memutuskan untuk membalas sms itu.
Ratna berkata“Assalamualaikum”
Rudi: “Waalaikumsalam”.
Ratna : “maap ni sapa y?”
Rudi: “ni Rudi,situ Ratna kn?”
Ratna: “iya bner ni Ratna, hmm da apa y?”
Rudi: “emm gk da pp kok Rat, emm btw lg ngpa
Rat?”
Ratna: “lg mw sholat nh, maaf y Ratna tnggl
bntr J”
Rudi: “iya Rat gk pp,y udh sholat dlu gih,nanti
lg”
Ratna: “iya, maaf y,,, Assalamualaikum”
Rudi: “Walaikumsalam”
Akupun
beranjak dari tempat tidur dan segera melaksanakan sholat dzuhur, selesai
sholat aku kembali merebahkan tubuhku di tempat tidur dan tak berapa lama aku
terlelap tidur.Sayup-sayup terdengar suara azan asar ditelingaku dan membuatku
terbangun kemdian aku memutuskan untuk mengambil air wudhu dan sholat, selesai sholat
aku menyambar hpku dan membukanya.
“wih
banyak banget smsnya” gumamku, segera saja aku membalas semua sms dari teman-temanku
dengan permintaan maaf dan mengirimkannya ke semua teman-temanku termasuk ke Rudi.
Ratna: “maap y, td gk dibals, td Ratna ktduranJ, ratna kcpean”
Ratna: “maap y, td gk dibals, td Ratna ktduranJ, ratna kcpean”
Rudi: “gk pp Rat, Ratna lg ngpa?”
Ratna: “bru aja siap sholat asar,btw Rudi udh
sholat?”
Rudi: “udah kok rat, ratna udah maem?”
Ratna: “belum ni,”
Rudi: “maem gih nanti sakt”
Ratna: “iya, ni jg mw maem,,, Ratna maem dlu
y”
Rudi: “iya,yg bnyk y”
Aku
tak membalasnya, dan membiarkan hp itu tergeletak hingga malam hari selesai
sholat isya dan belajar aku kembali membuka hp,tak kusangka dia banyak sekali
sms, akupun langsung membalasnya.
Ratna: “maap y Rud, Ratna td gk smpt buka hp”
Rudi: “gk pp Rat, q yg hrus minta maap udah
ganggu km,”
Ratna: “endak kok, Ratna jg udh beljar, jdi
tnggal smsan J”
Smsan kamipun terus berlanjut hingga malam
semakin larut dan aku memutuskan mengakhiri komunikasi kami.
Ratna: “Ratna ngantuk nh Rud, Ratna bobok yJ”
Rudi: “Iya Rat, y udh met bobok moga mimpi
indah,I miss u”
Aku agak sedikit terkejut ketika dia
berkata seperti itu,tapi aku hanya mengganggap semua itu adalah candaan,aku
segera menarik selimut dan membiarkan mata ini terpejam dan berharap esok hari
menjadi hari yang istimewa.
Angin pagi yang dingin menerobos jendela
kamarku yang telah terbuka dan dengan lembut membelai wajahku dan membuatku
terbangun,ahk rupanya aku terlalu lelap tertidur,sampai tak sadar ibuku telah
membuka jendela kamarku,akupun segera beranjak mengambil air wudhu dan segera
sholat subuh, selesai sholat aku segera mengambil handuk dan setengah berlari
aku menuju kamar mandi.
Tak
berapa lama aku selesai mandi dan bersegera mengenakan baju kebanggaanku yaitu
biru putih dan tak lama akupun berangkat sekolah dan mengikuti kegiatan di sekolah
dengan baik dan sang waktu kembali berjalan dengan cepat membuatku terburu-buru
membereskan buku.
Telah dua minggu aku mengenal Rudi,aku
merasa bahwa dia adalah seorang cowok yang perhatian dan baik serta taat
beribadah entah kenapa aku terus memikirkannya dan selalu berharap untuk
bertemu dia,pada hari rabu ketika pulang sekolah aku memutuskan duduk di bawah
pohon sambil menunggu Puji, tiba tiba Rudi menghampiriku. “Pulang sama siapa
Na?”tanyanya. “sama mbak Puji,tapi gak balek-balek orangnya pamitnya mau
ngambil motor” jawabku.
Tak berapa lama datang Puji dan
teman-temannya, “ayok pulang mbak” ajakku pada Puji. “Ratna pulang sama Rudi
aja ya,”katanya sambil tersenyum. “iya Na,kamu pulang sama Rudi aja,kalo kamu
gak pulang sama dia kami gak temenan sama kamu” kata teman-teman memojokkanku.
Akhirnya akupun memutuskan pulang dengannya
dan pada saat itu dia nembak aku, “dek, mau gak jadi pacarku?” aku terkejut
mendengar dia berkata seperti itu aku tak menyangka dia memiliki rasa yang sama
denganku dan dengan malu malu aku menjawab “iya,Ratna mau” dan mulai tanggal 02
oktober 2013 kami berpacaran.
Pada bulan pertama aku merasa dia sangat
perhatian dan aku merasa aku tak salah pilih, bahkan ketika aku masuk rumah
sakit karena penyakitku aku tak berani mengabarinya aku takut dia khawatir,aku
hanya mengatakan aku cuma demam. Namun memasuki bulan kedua dia mulai jarang
mengabariku dan di sekolahpun aku jarang bertemu dengannya.
Jika aku bertemu dengannya pasti tak pernah
dia mengganggapku ada di dekatnya,jangankan menyapa, senyumpun tak ada dan aku
hanya bisa bersabar. Pada malam hari aku pun bertanya dengannya.
Ratna:
“mas”
Rudi:
“iya ada apa?”
Ratna:
“mas kemana aja,kenapa jarang sms adx apa ngmng sama adx?”
Rudi:
“maaf dx tp mz lg sbuk bngt tlong ngrti y”
Ratna:
“iya mas adx ngrti, y udh adx tdur y”
Rudi:
“iya dx, good night ay”
Aku hanya bisa tersenyum melihat sms dia,
dan membiarkan mata ini terpejam,berharap aku bisa tersenyum esok hari. Pagi
harinya ketika tiba di sekolah aku bertemu dengannya dan aku mencoba tersenyum
dengannya tapi yang aku dapatkan hanyalah senyum yang sangat dipaksakan, aku
hanya bisa terdiam dan kembali mencoba untuk berfikir positif, “mungkin mas
lagi enggak mau ketemu aku” kataku dalam hati.
Ketika malam yang cerah tanpa awan dia sms
dan meminta maaf karena perlakuannya aku hanya bisa memaafkannya berharap dia mengerti dengan
perasaanku,kamipun berkomunikasi hingga malam semakin larut dan aku memutuskan
untuk tidur.
Tapi pada pagi harinya dia kembali mengganggapku
bukan pacarnya, aku cuma bisa diam dan berharap sang waktu dapat bergulir
dengan sangat cepat, akhirnya kamipun pulang, sesampaiku di rumah aku
menghempaskan tubuhku di kasur kemudian tanganku mengapai buku harianku di atas
meja jam dan aku mulai menulis sambil menangis.
“Tuhan,
ku mohon jangan sampai hatiku dipenuhi rasa BENCI aku ingin memaafkan itu,
memaafkan dia yang membuatku menjadi MENANGIS dan TERLUKA”.
Aku terlelap tidur dalam tangisku. Pada suatu
hari dia sms dan mengatakan bahwa hpnya rusak jadi untuk sementara kami tak ada
komunikasi dan aku hanya bisa terdiam. Pada bulan-bulan berikutnya aku mulai terbiasa tidak dianggap dengannya.
Suatu
hari aku mendapat undangan pesta ulang tahun dari sahabatku dan aku
menghadirinya, tapi ditengah keceriaanku tiba tiba Pipit, temanku berkata “Na,
tadi Rudi sms aku” sontak aku terkejut “Hah??? Jangan bercanda deh Pit, dia aja
ngomong kalo hpnya rusak”ucapku terkejut “Ya Allah Na, demi Allah kalo gak percaya
tengok aja ini hp”kata Pipit seraya menyodorkan hpnya.
Dan tak pernah kuduga dia nembak Pipit,
tiba-tiba hatiku serasa seperti dihujam beribu panah api yang sakitnya tak
terkira,air mataku perlahan menetes membasahi pipiku, membuat hatiku hancur
dengan rasa sakit,tak pernah kuduga kesabaranku malah dibalas dengan rasa
sakit, tapi aku hanya bisa tersenyum “mungkin kamu lebih baik dariku Pit,
terima aja dia” kataku ditengah tangisku. “enggak na,kamu tuh sahabatku,aku
juga gak mau kok sama dia,aku gak ada perasaan apa-apa sama dia”.
Tapi
aku memilih diam dan akupun segera beranjak pergi meninggalkan mereka.
Sesampaiku di rumah aku segera mengambil buku harianku dan menulisnya
“dear deary Sekarang aku tau kamu bohong,
tapi aku memilih diam karna aku ingin hubungan ini baik baik saja”
aku
menangis hingga aku tertidur,tak pernah kusadari semua kesabaranku dibalas dengan
ini semua. Tak kusadari hpku berbunyi dan membuatku terbangun dan rupanya ada
telfon dari nomor baru,aku langsung menganggkatnya.
Dia menceritakan
semuanya denganku dam meminta maaf kepadaku.Aku hanya bisa mendengarkan semua
penjelasannya dan memaafkan semuanya,dan kini kami kembali bersama. Telah
sebulan kami berkomunikasi kembali,aku sangat senang masa indahku kembali lagi.Tapi
semua itu hanya sebentar,dia kembali jarang memberiku kabar dan aku hanya bisa
kembali bersabar. Tapi 1 hari sebelum hubungan kami menjadi enam bulan dia sms
aku.
“Dx mz mau
ngomong,kalo mz gak baek buat adx,mz minta putus.Kita udah kelas 9,mz pengen
adx fokus sama pelajaran,mz gak mau adx terganggu gara2 mz,maafin mz ya,makasih
buat semuanya”. Aku hanya bisa menghembuskan nafas pelan,dan tak kusadari air
mataku perlahan menetes. Hatiku kembali dihujam beribu panah api dan luka
lamaku kembali terbuka lebar. Tapi aku hanya bisa tersenyum dan membalasnya.
“seharusnya adx
yg brterima kasih sama mz,mz udh buat adx bahagia.ea gak papa kita putus dan
meski adx harus menangis tapi adx ikhlas”.Tak ada balasan darinya,bertanda dia
begitu gampang membuatku menangis.Tapi aku mengerti kami memang bukan
ditakdirkan untuk bersama dan aku juga harus mengerti bahwa semua kesabaranku
tak pernah berarti untuknya.
THE END
0 komentar:
Posting Komentar
silakan Anda komentar dengan memperhatikan etika yang santun