Cerdas, dan Beriman

Sabtu, 31 Oktober 2015

TERBIASA TAK DIANGGAP

                          Kata pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan cerpen yang berjudul  “TERBIASA BILA TAK DIANGGAP”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bpk. Suwaji S.pd. yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan cerpen ini.
Cerpen ini angkat berdasarkan kisah nyata yang pernah dialami oleh penulis.
Meskipun penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penulis menyadari bahwa cerpen ini masih banyak kekurangan.



                                     Rimbo bujang,   oktober 2014
                                                     Penulis
                       
                                 RATNA MAHENDRA TUNGGA D.



                TERBIASA TAK DIANGGAP

           Sang mentari belum juga beranjak dari singgasananya dan embun pagi belum juga terjatuh dari lembayung tempat persinggahannya tapi aku sudah terbangun dari tidur lelapku.                               Akupun segera melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslim. Cahaya matahari sudah tinggi bertanda waktu sudah berjalan cepat dan aku harus segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Segera saja aku beranjak dari sajadah panjang ini dan mengambil handuk kemudian segera mandi.
 “Assalamualaikum” terdengar salam dari depan rumah. “Waalaikumsalam eh mbak, bentar ya mbak,mau pamitan sama ibuk dulu.” Kataku dengan Puji,sahabatku. “iya Na,” jawabnya.Hai teman, kenalkan namaku Ratna. Aku bersekolah di SMP 3 sekarang aku di kelas 8B, tak lama lagi aku akan naik ke kelas 9. Setelah berpamitan dengan kedua orangtuaku kamipun segera beranjak pergi. Sesampaiku di sekolah aku mengikuti pelajaran di kelas dengan cermat. Tanpa kusadari waktu bergulir dengan cepat dan bel telah berbunyi bertanda waktu KBM telah selesai. Aku segera membereskan buku-buku dan beranjak keluar kelas.
 “Na, pulang yok” ajak Puji mengagetkanku. “Iya mbak” jawabku seraya menggandeng tangannya. “mbak, duduk dibawah pohon itu yok,sambil nunggu motor kita bisa keluar”ajakku menarik tangannya. Tak berselang lama tiba-tiba ada seorang cowok menghampiri kami. “Puj rene to”kata dia memanggil Puji. “huh ngopo sih” jawab Puji sambil menghampirinya,tak lama dia pun pergi segera saja aku bertanya kepada Puji. “siapa orang tadi mbak? Ngomong apa to tadi?” tanyaku penasaran. “hahaha itu tadi Rudi temen sekelasku, dia mintak nomermu Rat,boleh gak?” “ya boleh boleh wae, tapi dia baik kan mbak?”Tanyaku masih penasaran. “baik kok Na, tenang aja. Udah yok pulang lagi kita.”ajaknya seraya berdiri dan pergi.
 Aku segera beranjak berdiri dan mengikuti sahabatku. Sesampaiku di rumah aku langsung merebahkan badanku ke tempat tidur, “huuaa capeknya,” keluhku akupun mengambil hp yang tergeletak di sampingku dan membukanya, rupanya ada sms masuk. “eh ini nomer siapa?” kataku dalam hati,dan aku memutuskan untuk membalas sms itu.
Ratna berkata“Assalamualaikum”
Rudi: “Waalaikumsalam”.
Ratna : “maap ni sapa y?”
Rudi: “ni Rudi,situ Ratna kn?”
Ratna: “iya bner ni Ratna, hmm da apa y?”
Rudi: “emm gk da pp kok Rat, emm btw lg ngpa                                                        Rat?”
Ratna: “lg mw sholat nh, maaf y Ratna tnggl bntr J
Rudi: “iya Rat gk pp,y udh sholat dlu gih,nanti lg”
Ratna: “iya, maaf y,,, Assalamualaikum”
Rudi: “Walaikumsalam”
      Akupun beranjak dari tempat tidur dan segera melaksanakan sholat dzuhur, selesai sholat aku kembali merebahkan tubuhku di tempat tidur dan tak berapa lama aku terlelap tidur.Sayup-sayup terdengar suara azan asar ditelingaku dan membuatku terbangun kemdian aku memutuskan untuk mengambil air wudhu dan sholat, selesai sholat aku menyambar hpku dan membukanya.
      “wih banyak banget smsnya” gumamku, segera saja aku membalas semua sms dari teman-temanku dengan permintaan maaf dan mengirimkannya ke semua teman-temanku termasuk ke Rudi.
Ratna: “maap y, td gk dibals, td Ratna ktduran
J, ratna kcpean”
Rudi: “gk pp Rat, Ratna lg ngpa?”
Ratna: “bru aja siap sholat asar,btw Rudi udh sholat?”
Rudi: “udah kok rat, ratna udah maem?”
Ratna: “belum ni,”
Rudi: “maem gih nanti sakt”
Ratna: “iya, ni jg mw maem,,, Ratna maem dlu y”
Rudi: “iya,yg bnyk y”
       Aku tak membalasnya, dan membiarkan hp itu tergeletak hingga malam hari selesai sholat isya dan belajar aku kembali membuka hp,tak kusangka dia banyak sekali sms, akupun langsung membalasnya.
Ratna: “maap y Rud, Ratna td gk smpt buka hp”
Rudi: “gk pp Rat, q yg hrus minta maap udah ganggu km,”
Ratna: “endak kok, Ratna jg udh beljar, jdi tnggal smsan J
Smsan kamipun terus berlanjut hingga malam semakin larut dan aku memutuskan mengakhiri komunikasi kami.
Ratna: “Ratna ngantuk nh Rud, Ratna bobok yJ
Rudi: “Iya Rat, y udh met bobok moga mimpi indah,I miss u”
       Aku agak sedikit terkejut ketika dia berkata seperti itu,tapi aku hanya mengganggap semua itu adalah candaan,aku segera menarik selimut dan membiarkan mata ini terpejam dan berharap esok hari menjadi hari yang istimewa.
      Angin pagi yang dingin menerobos jendela kamarku yang telah terbuka dan dengan lembut membelai wajahku dan membuatku terbangun,ahk rupanya aku terlalu lelap tertidur,sampai tak sadar ibuku telah membuka jendela kamarku,akupun segera beranjak mengambil air wudhu dan segera sholat subuh, selesai sholat aku segera mengambil handuk dan setengah berlari aku menuju kamar mandi.
      Tak berapa lama aku selesai mandi dan bersegera mengenakan baju kebanggaanku yaitu biru putih dan tak lama akupun berangkat sekolah dan mengikuti kegiatan di sekolah dengan baik dan sang waktu kembali berjalan dengan cepat membuatku terburu-buru membereskan buku.  
Telah dua minggu aku mengenal Rudi,aku merasa bahwa dia adalah seorang cowok yang perhatian dan baik serta taat beribadah entah kenapa aku terus memikirkannya dan selalu berharap untuk bertemu dia,pada hari rabu ketika pulang sekolah aku memutuskan duduk di bawah pohon sambil menunggu Puji, tiba tiba Rudi menghampiriku. “Pulang sama siapa Na?”tanyanya. “sama mbak Puji,tapi gak balek-balek orangnya pamitnya mau ngambil motor” jawabku.
Tak berapa lama datang Puji dan teman-temannya, “ayok pulang mbak” ajakku pada Puji. “Ratna pulang sama Rudi aja ya,”katanya sambil tersenyum. “iya Na,kamu pulang sama Rudi aja,kalo kamu gak pulang sama dia kami gak temenan sama kamu” kata teman-teman memojokkanku.
 Akhirnya akupun memutuskan pulang dengannya dan pada saat itu dia nembak aku, “dek, mau gak jadi pacarku?” aku terkejut mendengar dia berkata seperti itu aku tak menyangka dia memiliki rasa yang sama denganku dan dengan malu malu aku menjawab “iya,Ratna mau” dan mulai tanggal 02 oktober 2013 kami berpacaran.
 Pada bulan pertama aku merasa dia sangat perhatian dan aku merasa aku tak salah pilih, bahkan ketika aku masuk rumah sakit karena penyakitku aku tak berani mengabarinya aku takut dia khawatir,aku hanya mengatakan aku cuma demam. Namun memasuki bulan kedua dia mulai jarang mengabariku dan di sekolahpun aku jarang bertemu dengannya.
 Jika aku bertemu dengannya pasti tak pernah dia mengganggapku ada di dekatnya,jangankan menyapa, senyumpun tak ada dan aku hanya bisa bersabar. Pada malam hari aku pun bertanya dengannya.
Ratna: “mas”
Rudi: “iya ada apa?”
Ratna: “mas kemana aja,kenapa jarang sms adx apa ngmng sama adx?”
Rudi: “maaf dx tp mz lg sbuk bngt tlong ngrti y”
Ratna: “iya mas adx ngrti, y udh adx tdur y”
Rudi: “iya dx, good night ay”
      Aku hanya bisa tersenyum melihat sms dia, dan membiarkan mata ini terpejam,berharap aku bisa tersenyum esok hari. Pagi harinya ketika tiba di sekolah aku bertemu dengannya dan aku mencoba tersenyum dengannya tapi yang aku dapatkan hanyalah senyum yang sangat dipaksakan, aku hanya bisa terdiam dan kembali mencoba untuk berfikir positif, “mungkin mas lagi enggak mau ketemu aku” kataku dalam hati.
   Ketika malam yang cerah tanpa awan dia sms dan meminta maaf karena perlakuannya aku hanya bisa  memaafkannya berharap dia mengerti dengan perasaanku,kamipun berkomunikasi hingga malam semakin larut dan aku memutuskan untuk tidur.
     Tapi pada pagi harinya dia kembali mengganggapku bukan pacarnya, aku cuma bisa diam dan berharap sang waktu dapat bergulir dengan sangat cepat, akhirnya kamipun pulang, sesampaiku di rumah aku menghempaskan tubuhku di kasur kemudian tanganku mengapai buku harianku di atas meja jam dan aku mulai menulis sambil menangis.
    “Tuhan, ku mohon jangan sampai hatiku dipenuhi rasa BENCI aku ingin memaafkan itu, memaafkan dia yang membuatku menjadi MENANGIS dan TERLUKA”.
    Aku terlelap tidur dalam tangisku. Pada suatu hari dia sms dan mengatakan bahwa hpnya rusak jadi untuk sementara kami tak ada komunikasi dan aku hanya bisa terdiam. Pada bulan-bulan berikutnya  aku mulai terbiasa tidak dianggap dengannya.
     Suatu hari aku mendapat undangan pesta ulang tahun dari sahabatku dan aku menghadirinya, tapi ditengah keceriaanku tiba tiba Pipit, temanku berkata “Na, tadi Rudi sms aku” sontak aku terkejut “Hah??? Jangan bercanda deh Pit, dia aja ngomong kalo hpnya rusak”ucapku terkejut “Ya Allah Na, demi Allah kalo gak percaya tengok aja ini hp”kata Pipit seraya menyodorkan hpnya.
        Dan tak pernah kuduga dia nembak Pipit, tiba-tiba hatiku serasa seperti dihujam beribu panah api yang sakitnya tak terkira,air mataku perlahan menetes membasahi pipiku, membuat hatiku hancur dengan rasa sakit,tak pernah kuduga kesabaranku malah dibalas dengan rasa sakit, tapi aku hanya bisa tersenyum “mungkin kamu lebih baik dariku Pit, terima aja dia” kataku ditengah tangisku. “enggak na,kamu tuh sahabatku,aku juga gak mau kok sama dia,aku gak ada perasaan apa-apa sama dia”.
     Tapi aku memilih diam dan akupun segera beranjak pergi meninggalkan mereka. Sesampaiku di rumah aku segera mengambil buku harianku dan menulisnya
   “dear deary Sekarang aku tau kamu bohong, tapi aku memilih diam karna aku ingin hubungan ini baik baik saja”
    aku menangis hingga aku tertidur,tak pernah kusadari semua kesabaranku dibalas dengan ini semua. Tak kusadari hpku berbunyi dan membuatku terbangun dan rupanya ada telfon dari nomor baru,aku langsung menganggkatnya.
Dia menceritakan semuanya denganku dam meminta maaf kepadaku.Aku hanya bisa mendengarkan semua penjelasannya dan memaafkan semuanya,dan kini kami kembali bersama. Telah sebulan kami berkomunikasi kembali,aku sangat senang masa indahku kembali lagi.Tapi semua itu hanya sebentar,dia kembali jarang memberiku kabar dan aku hanya bisa kembali bersabar. Tapi 1 hari sebelum hubungan kami menjadi enam bulan dia sms aku.
“Dx mz mau ngomong,kalo mz gak baek buat adx,mz minta putus.Kita udah kelas 9,mz pengen adx fokus sama pelajaran,mz gak mau adx terganggu gara2 mz,maafin mz ya,makasih buat semuanya”. Aku hanya bisa menghembuskan nafas pelan,dan tak kusadari air mataku perlahan menetes. Hatiku kembali dihujam beribu panah api dan luka lamaku kembali terbuka lebar. Tapi aku hanya bisa tersenyum dan membalasnya.
“seharusnya adx yg brterima kasih sama mz,mz udh buat adx bahagia.ea gak papa kita putus dan meski adx harus menangis tapi adx ikhlas”.Tak ada balasan darinya,bertanda dia begitu gampang membuatku menangis.Tapi aku mengerti kami memang bukan ditakdirkan untuk bersama dan aku juga harus mengerti bahwa semua kesabaranku tak pernah berarti untuknya.
                                 THE END



0 komentar:

Posting Komentar

silakan Anda komentar dengan memperhatikan etika yang santun