Cerdas, dan Beriman

Kamis, 06 November 2014

CINTA BOCAH











KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menulis cerpen ini.
Ucapan terimakasih penulisi ucapkan kepada Bapak Ahmad Suwaji, S.Pd yang telah membimbing dan mengajarkan penulis tentang pembuatan cerpen sehingga cerpen ini dapat dijadikan sebuah buku.
Cerita ini merupakan kisah nyata yang mengisahkan pengalaman penulis saat penulis masih dalam Masa Orientasi Siswa Baru tahun ajaran 2011/2012 dan merupakan karya penulis sendiri.

Penulis

                                                                                                              Zikri A.R


CINTA BOCAH
Mentari bersinar cerah dan bunga-bunga di tamanpun tersenyum menyambut semangat pagiku.Alunan irama burung-burung di dahan mengindahkan syahdu.Bahagianya hatiku saat itu tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Memang pada Masa orientasi Siswa ini banyak lika-liku perjalanansusah maupun senang. Namun aku yakin dapat melalui semua itu dengan baik.
Di hari pertama langkah terakhir ini, misiku cukup mudah.Misiku adalah aku harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan istana baruku ini.dan misi ini terbilang berhasil. Baru hari pertama MOS aku sudah mulai akrab dengan teman seruanganku, bahkan ruangan yang lain juga.Bejonya diriku.
Katanya sih aku orangnya cukup humoris, tapi kadang juga lebay.Sampai sekarang aku masih ingat, teman yang paling asyik, gokil dan canggih saat MOS, ialah Reki.Saat itu aku ngobrol sedikit-banyak dengannya.
“Dari SD mana bang?” sapa ku.
“Nurul Haq. Kau dari mana?” tanya Reki.
Dari rumahbang,ujar ku.
“Kalo itu nenekku pun tau nyah,jawab Reki Reki.
Hehe…. 73 bang.” ujar ku.
Begitulah kira-kira gaya ngomongnya. Pada hari pertama ini boleh dikatakan tidak ada masalah,
tapi ada satu hal yang menggetarkan jiwaku. Seorang wanita cantik mempesona, elok rupanya.Tanpa kusadari, aku telah terjerat dalam jeratan asmaranya.
Subhanallah, sungguh luar biasa ciptaan-Mu yang satu ini. siapa ya namanya? Masalah wajah
bolehlah. Tapi sifatnya gimana ya?Semoga sama dengan fisiknya,” ujarku dalam hati.
Pada hari pertama ini, perhatianku terpusat padanya.Memang saat itu aku masih sangat bocah yang baru mengenal masalah begituan.Kemudian aku mulai mencari-cari informasi tentang dirinya.
Terkadang saat jam istirahat, aku sering berpura-pura seakan aku setujuan dengannya, misalnya sama-sama ingin ke kantin. Padahal semua itu hanya modusku saja.Terkadang juga aku sering menyelidiki gerak-geriknya seperti agen rahasia dari Amerika, atau seperti detektif dari London.
Sejauh ini aku belum pernah berkenalan dengannyasecara lansung.Namun aku tahu namanya, tapi entah dia kenal atau tidak dengan ku.Aku juga belum pernah berkomunikasi langsung dengannya.Nah dari sinilah cerita dimulai.
Kemudian di hari kedua langkah akhir ini, misiku sebenarnya adalah mulai aktif di dalam kegiatan MOS ini, khususnya di ruanganku.Tapi aku agak mengabaikan misiku.Aku lebih sering melamun.
Anehnya, padasaat itu tak lain dan tak bukanaku hanya membayangkan dan memperhatikan permaisuri khayalanku yang kebetulan duduk di pojok kiri paling depan. Senyum sendiri, curi-curi pandang, memang aku bertingkah seperti orang setengah miring. Ingin rasanya aku mendekatinya.
Namun bagaimana mau dekat, melihat sepatunya saja jantung ini berdebar kencang. Mungkin ini lah tandanya “Gedebuk Lope”, (gedebuk= jatuh, lope= cinta)
Saat kami lagi di ruang masing-masing, kami disuruh bernyanyi sambil bergitar oleh kakak ruang.Kebetulan saat itu aku termsuk ruang 2 yaitu ruang Imam Bonjol.
Nah adek-adek, sekarang Siapa yang mau tampil pertama?tanya kaka ruang.
Tidak ada yang menjawab karena kami masih malu-malu kucing.
Sekali lagi, siapa yang mau tampil pertama? Atau kaka pilih langsung!” tanya kaka ruang lagi
“Reki kak…..” jawab kami semua.
“Reki cepat kedepan! Atau kakak seret kamu ke depan!” ujar kakak ruang
“ee, iya kak. Wey, awas kalian nanti ya!” ujar reki
Saat itu reki menyanyikan lagu Bondan, yang liriknya “apapun yang terjadi ku kan slalu ada untuk mu…..”.cara mainnya bolehlah. Ia bisa menarik audien untuk ikut bernyanyi.
Kemudian setelah ia selesai bernyanyi ia langsung menarikku dari tempat duduk. Lantas saja, kak Mita dan kak Riski menyuruh ku untuk unjuk unjuk gigi.Kemampuanku saat itu boleh dikatakan lumayan lah.Lalu aku maju dengan wajah yang agak merona.Akupun mulai bernyanyi.
“ehm, ehm…. Saat bahagiaku duduk berdua dengan mu hanyanlah bersamamu, mungkin aku terlanjur tak sanggup jauh dari dirimu….”  Aku bernyanyi.
Aku pun beryanyi sampai habis.Dan teman-teman bersorak dan bertepuk tangan.
Prek…prek…prok..prak…pruk…” tepuk tangan audien.
Secara tak langsung lagu itu kutujukan kepada sang dambaanku saat itu. Dengan mata melirik-lirik si dia, ku harap ia tahu apa yang ku maksudkan. Dan penampilanku saat itu, juga nggak malu-maluin.
Saat jam pulang, aku bergegas ke parkiran dan mengambil motorku. Aku bermaksud untukmengikuti sang pujaan tersebut. Kemana ia akan  pergi? Dimanakah rumahnya.Aku benar-benar kepo pada saat itu.
Dan tak lama kemudian, ia mengambil motornya. Kalau tidak salah saat itu ia sedang sendirian. Pelan-pelan ku ikuti ia dari belakang. Di samping itu, aku jugasedikit cemas bahwaia curiga dengan gerak-gerikku.
“ Ya Allah, mudah-mudahan aku berhasil mengikutinya dan mengetahui rumahnya. Dan semoga ia juga tidak tahu tentang modus-modusku ini. “ permohonanku dalam hati.
Begitulah kira-kira do’aku saat itu.Setiap jalan yang dilaluinya bagaikan jalan yang terbuat dari emas.Namun sayang sekali. Sepertinya tempat tinggal sang penyejuk itu lumayan jauh, sehingga dengan terpaksa ku lepaskan niatku dan berbalik arah. Jalan yang tadinya terbuat dari emas, sekarang berubah menjadi jembatan Shirathal Mustaqim.
Hari-hariku terasa sangat berbeda dengan biasanya.makan tak enak, tidur tak nyenyak, selalu membayangkan sang bidadari masa laluku itu.
Di kala sang surya telah kembali ke singgasananya, dan sang rembulan beserta bidadari-bidadari pengindahnya mulai berpatroli, mereka semua menjadi saksi bisu akan bergantinya alam nyata dan alam ghaib, Namun bayangannya tak juga lekam dari benak ini. aku tak tahan menahan perasaan ini seorangdiri. Sehingga aku putuskan untuk curhat dengan kakak ku, yang akrab ku sapa “mbak Pipi”.
Mbak pi, sebenarnya ada yang ingin ku katakan” uajr ku.
Apa dek?” tanya kakakku.
Tpi jangan ngakak ye!” ujarku.
Oke lah, aman tu.” jawab kakakku.
Plus jagan ember!” ujarku lagi.
Huh… iye-iye” jawab kakakku
“hmmm… sebenarnyo, ado orang yang wak sir di sekolah” ujarku sambil malu-malu.
“khk…. Khkhaa-kha-kha…. Bocah…bocah”uajr kakakku sambil tertawa.
“ha, kan. Tadi lah janji, maleh nian awak macam tu” ujarku sambil sedikit kesal.
“yolah, sory. Maklumlah, mbak pi dulu jugo pernah kayak gitu.Emang lagi masonyo.
“trus, gimana?” tanya ku.
“biarlah semua mengalir layaknya air di tepian sungai.” Ujar kakakku.
“Huh… thanks lah atas info nya.” Ujarku
Kakakku memeng orang yang pandai menjaga rahasia.Dan sampai saat ini tidak ada orang yang tahu tentang siapa permaisuri masa laluku itu.
Dan di hari yang ke 3 ataupun tahap final langkah ini, sebenarnya aku berniat untuk mendekati sang permaisuri masa lalu itu. Sebelumnya, telah ku susun skema penyerangan hatinya.Dan aku mulai melancarkan aksiku.Itu adalah kali pertama aku berbicara dengan nya.
“mmm…a…” uajrku tak jelas
“Kenapa Zik? Tanya si dia
“hm… kamu kok nggak ke kantin biasa? Tanya ku.
“nggak apa-apa, lagi malas jajan aja. Emangnya aku biasanya ke kantin mana ya?Tanya nya.
“a..e..i.. nggak… hmm… ya sudah ya aku mau keluar dulu.” Ujarku sangat gugup.
“o.. ya udah.” Jawab nya.
Aku hampir saja keceplosan. Untung ia tak begitu curiga dan aku juga langsung mengalihkan pembicaraan. Tahap awal PDKT ini aku merasa berbunga-bunga karena bisa berbicara langsung dengannya.“Ya Allah, aku senang sekali.Terimakasih atas kebahagiaan yang kau berikan ini. Walaupun lebahharus berkali-kali mengambil nectar dari bunga, namun madunya sangatlah manis.
Namun, tat kala sang lebah sedang giat-giatnya bekerja, tak jarang ada saja yang menghancurkan sarangnya. Apalagi kalau sarang itu bertempat di wilayah kekuasaan lain. Begitu halnya diriku setelah mengetahui bahwa ia sudah ada yang punya. Dan yang memilikinya adalah kakak kelasku sendiri.Aku mengetahui informasi tersebut dari salah seorang temanku.
Awalnya aku tidak percaya.Namun setelah ku selidiki dan cari-cari informasi, ternyata yang dikatakan temanku itu benar.Di akun facebook miliknya, tenyata statusnya pada saat itu adalah berpacaran dengan salah seorang kakak kelas ku.
Ternyata penutupan MOS ini bertepatan dengan penutupan perjuanganku.Aku tak ingin menjadi angin di saat kapas dan kertas.
Sejak saat itu perasaanku kepadanya perlahan lenyap layaknya
siang ditelan malam. Tiada lagi rasa berdebar, tiada lagi rasa bergetar, dan tiada lagi rasa menggelegar.
Aku mulai sadar bahwa perasaan itu hanyalah nafsu semata.Aku belajar mengambil hikmah dari semua ini.aku mulai focus untuk belajar dan tidak memikirkan hal yang begituan.
“huh… untuk apa aku menyianyiakan waktu dengan hal demikian. Tugas pelajar ialah pelajaran bukannya pacaran. Kasihan ayah dan ibujika amanah mereka tidak ku laksanakan. Mulai sekarang aku harus membuat dunia ini membutuhkanku” tekad ku dalam hati.
Kemudian setelah 3 langkah akhir ini aku telah resmi menjadi siswa SMP N 3 kab.Tebo yang ku dambakan ini.
“Ayah, ibu, aku berangkat sekolah dulu ya.”Ujarku dengan riang.
 “udah sarapan tadi, nak?” Tanya ayah
“Sudah yah.”Jawab ku.
“Ya sudah, kalu begitu hati hati ya nak!” uajar ayah.
“Iya yah, bu. Assalamuailaikum.”Salam ku.
“Walaikumsalam.”Jawab ayah dan ibu.
Kemudian aku berangkat ke sekolah dengan hati riang gembira, tanpa rasa cinta-cintaan.
Kutatap langit nan tinggi dan luas, dapat ku lihat masa depanku tergantung di sana. Putera bangsa yang mengemban cita ini, tak kanmenyianyiakan harapn ayah, ibunya yang mendidik, menjaga dan membesarkannya hingga saat ini. Akan emban beban apapun yang diberikan selagi jiwa raga ini kuat dan itu demi kebaikan. Dengan restu ayah, ibu ku langkah kan kaki keluar dari rumah untuk membekali masa depanku kelak.

    “SEKIAN”
                                   











BIODATA

NAMA              : ZIKRI AULIA RACHMAN        
KELAS              : IX A
SEKOLAH         : SMP N 3 KAB. TEBO
AGAMA                       : ISLAM
HOBI                : OLAHRAGA



0 komentar:

Posting Komentar

silakan Anda komentar dengan memperhatikan etika yang santun