KARYA SUTIN CAHYO HIDAYAT (2013)
Mentari pagi menghangatkan tubuh ini, kicauan burung yang merdu membangunkan ku dari tidurku, aku pun segera sholat dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah baru ku, yaitu Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Kabupaten Tebo, aku seorang remaja yang bernama lengkap USTIN CAHYO HIDAYAT, hobby ku adalah bermain bola karena bermain bola bisa membuat hati ini merasa lebih tenang.
inilah hari pertama aku mengikuti
pelajaran di SMP baru ku, Sekolah baru harus dengan semangat baru dong, Setibanya
aku di gerbang sekolah, aku melihat cewek yang cantik banget, sepertinya sih
kakak kelas, jadi tambah semangat nih menjalani masa-masa SMP, walaupun aku
tidak tau siapa dia sebenarnya tapi benih-benih cinta ini sudah mulai tumbuh sejak pandangan
pertama .
“woy.?”
Aku pun terkejut, ternyata itu adit
teman baru ku, aku pun langsung marah sama dia.
“Ngapa sih dit, ganggu kosentrasi ku
aja kamu nih”
“Emang kamu lagi konsentrasi apa tin.”
“Itu loh dit, ada cewek cantik
banget, yang lagi duduk di depan kelas 8 A, kakak kelas sih kayaknya”
“Owh, ea tin, kamu kok pinter cari
cewek yang cantik sih” Tanya adit sambil tertawa.
“Jelas dong dit, kan aku udah
berpengalaman dalam bidang mencari cewek.” Sambil tertawa terbahak-bahak.
Percakapan kami harus terhenti karena
bel penanda masuk kelas sudah bunyi,,tett,,tett,,tettt,,
“Sudah masuk nih tin, gg tau orang
lagi gossip aja yah.” Saut adit.
“Ea dit, ayo masuk kelas.”
kami pun segera masuk ke kelas baru
kami, saat jam pelajaran berlangsung aku sangat tidak fokus untuk mengikuti
pelajaran pada saat itu, sehingga materi
pelajaran pun tidak ada yang masuk dalam otak ku, karena otak ku sudah di
penuhi dengan bayangan wajahnya.
Aku semakin penasaran dengan cewek
yang tadi, kebetulan banget waktu pulang sekolah aku bertemu dengan dia, dengan
malu-malu aku mencoba minta nomer handphone nya, dan aku pun memberanikan diri
untuk menyapa dan meminta nomer handphone nya.
“ Boleh mintak nomer handphone nya
apa ngak kak?”
“Boleh kok, ini 082345678910”
“Tapi, namanya kakak siapa?”
“Owhh, nama saya rattu”
“Pas banget kalau jadi rattu.(sambil
ketawa)”
“Bisa saja kamu, nama kamu siapa?”
“Nama aku ustin kak, Ea makasih banyak”
“Ea sama-sama”
Senang banget ni hati, akhirnya dapet
juga nomor dia, aku langsung mencoba mengirim pesan singkat dengan rasa yang
cemas dan penuh harapan, mau tidak ya dia balas sms ku,
bissmilahirohmannirohim, dan yang palin penting percaya diri saja, selama kita
berusaha pasti ada jalannya.
“Assalamu’alaikum Wrb.”
Tak lama kemudian ada pesan yang
masuk ke hp ku, ternyata Rattu membalas sms dari ku, saat itu pun perasaan ku jadi
tidak menentu, dag dig dug door hati ini, mungkin aku sudah terkena serangan
jantung stadium akhir nih.
“Wa’alaikumsalam Wrb. Maaf ni siapa
ya ?
“Nie Ustin, tau gg ?”
“0whh, yang tadi mintak nomer handphone
ku ya?”
“Ea, ngomong-ngomong biar enak aku
manggil kamu apa”
“Panggil nama ajalah tin, ngak enak
juga kalau di panggil kakak, kelihatan udah tua nanti, hehehe.”
“Ea lah, udah dulu ea rattu, aku mau
belajar dulu, assalamu’alaikum”
“Ea ustin, wa”alaikumsalam”
Akhirnya aku dan dia stop sms’an. Emh,
aku jadi membayangkan dia trus, mau tidur inget dia, mau makan inget dia, aku
belajar pun jadi tidak konsen gara-gara mikirin dia, mungkin dia memang udah
mencuri hati ku, dan benih-benih asmara sudah semakin merajarela nih.
Tidak terasa waktu terus berjalan, dan tidak terasa
juga kalau aku sama dia udah semakin dekat, suatu hari dia sms aku, tumben
banget dia mau sms duluan. Berdebar-debar rasa di jiwa saat melihat kata-kata
yang dia kirim lwat sms nya.
“Tolong jawab jujur ea,,
*Jika kamu temen aku kamu balas
dengan aku temen kamu.*
*Jika kamu sahabat aku kamu bales
dengan, jangan tinggalkan aku.*
*Jika kamu suka aku kamu bales dengan
kita jadian yuk?*
Itu isi sms yang dia kirim, kebetulan
ayah ku tau isi sms dari rattu, ayah ku bernama A.suwaji yang biasa di panggil
Babe oleh anak-anak SMP, karena saat itu handphone ku sedang di periksa oleh
ayah ku, ayah ku pun marah sama aku dan memberi sanksi yang tegas sama aku.
Pada suatu malam selepas isa’, ketika
mamak dan kakakku sedang asik menonton TV, tiba-tiba ayahku memanggil.
“Tin….” Suara ayahku datar. Jantungku
mulai berdetak jangan-jangan ayah marah setelah membaca sms dari Rattu.
“ya, ayah….” Aku menghampiri ayah
yang sedang duduk di depan computer.
“Kamu sudah ingin pacaran ya
tin”Tanya ayahku masih dengan suara datar.
“Nggak …yah….” Jawabku seraya
menunduk. Aku tidak berani menatap wajah ayahku. Aku takut kalau ketahuan aku
berbohong.
“lihat mata ayah….” Kata-kata ayahku
pelan tapi sangat menghujam ke relung hatiku. Aku tidak bisa membantah lagi dan
akhirnya akupun menatap wajah ayah.
“Jangan coba-coba berbohong pada
ayah. Kamu tahu apa yang paling ayah benci? ….yaitu bohong.
Aku menarik napas dalam-dalam untuk
mencoba memberanikan diri untuk mengatakan isi hatiku.
“Sebenarnya ustin ingin seperti
remaja yang lain yah, ustin pun sedang suka sama orang namanya rattu yah”
“Kan ayah sudah bilang sama kamu, fokus
dulu untuk belajar, ayah tidak akan pernah mengizinkan kamu untuk pacaran
sebelum waktunya, dan islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk berpacaran
tin, kejarlah dulu cita-cita mu, kalau kamu sudah menjadi orang yang berhasil
pasti jodoh mu akan datang sendiri.”
“Tapi, Tin kan pacaranya gak
macam-macam,Yah.” Jawabku dengan menunduk.
“ya, sekarang… karena belum ada
kesempatan untuk berbuat yang ngak-ngak. Sekarang saja kamu sudah tidak focus
dalam belajar, setiap saat pikiranmu pasti melayang pada gadis itu kan? Bentar-bentar
kamu sms-an. Apa yang diperintahkan mamak, ayah selalu kamu tunda.” Suara ayah
semakin meninggi pertanda ayah mulai marah. Namun mamak dan kakakku tidak
mendengar apa yang dikatakan ayah. Mereka asik menonton sinetron.
Dadaku terasa sesak karena aku
bingung harus menjawab apa.
“Tapi kalau kamu masih nekat untuk
pacaran silahkan kamu pergi dan ngak usah kembali lagi, dan ayah ngak akan
ngurusin kamu lagi tin.” Suara ayah ku pelan namun tajam, setajam pedang
menhujam ke hatiku.
Aku pun langsung pergi ke kamar dan
air mata ini tidak bisa aku bendung lagi,aku langsung tidur tertelungkup sambil
menahan isak.
Tak lama ayah menyusulku ke kamar.
“Mengapa menangis? Ayah berkata begitu
karena ayah sangat menyayangimu. Ayah gak mau kamu gagal di tengah jalan.” Kata
ayahku dengan suara lembut sembari mengelus-elus rambut kepalaku. Tin kan juga
tahu, kakakmu asgru juga gak berani pacaran. Percayalah pada kata-kata ayah.”
Ayah membangunkanku dan mendekapku dalam dadanya. Aku semakin banyak
menumpahkan air mata di dada ayahku tapi bukan air mata karena sakit hati lagi,
tapi karena aku merasakan kasih sayang ayahku tulus walaupun dulu ayahku pernah
meninggalkanku dalam waktu yang sangat lama.
Sebenarnya kata-kata ayah ku juga
benar, melihat umurku yang baru masuk angka 13 tapi aku malah memikirkan untuk
pacaran, dan sebaiknya memang aku harus lebih fokus belajar untuk meraih
cita-cita ku, aku langsung meminta maaf kepada ayahku dengan kesalahan yang
telah aku perbuat.
“Ustin mintak maaf ya, Yah, karena
ustin tidak mematuhi kata-kata ayah, ustin sadar kalau ini memang salah ustin”
kataku sambil mengusap sisa-sisa air mataku.
“Iya nak, kamu juga harus meminta
maaf kepada Allah karena Allah mengharamkan berpacaran. Dan yang terpenting
kamu harus berjanji dengan dirimu sendiri untuk tidak berpacaran sebelum ayah
member izin kepada kamu” kata ayah sambil mengecup keningku.
“Ea yah, terimakasih untuk nasihat
yang ayah berikan” aku pun bangkit dari dada ayahku trus berbaring lagi.
Kulihat ayahku meninggalkan kamarku dan menghilang balik pintu. Mataku mulai terpejam perlahan
sampai aku terbuai oleh peraduan malam dan hanyut dalam mimpi yang panjang.
***
Ke esokan harinya, akhirnya aku memutuskan
untuk ketemuan sama rattu, dan membicarakan hal itu, saat itu adalah pertama kalinya
aku ketemuan dengan dia, dengan diiringi degup jantung yang tidak teratur, aku
langsung membicarakan masalah asmara dalam hatiku.
“Sebenarnya aku suka sama kamu rattu,
tapi aku tidak mau melawan orang tua ku dan Allah, dan di lain sisi aku ingin
seperti remaja yang lain, Yang asyik bersama pasangannya masing-masing.
“Samalah ustin, sepertinya kita
sedang dilema dengan kisah kita, apa tidak sebaiknya kita berteman saja tin.?
Jawab ratu dengan ceria.
“Ya emang gitu sebaiknya, mungkin
saat ini jadi teman lebih baik dari pada berpacaran, tapi aku ngak mau bohongin
perasaan ku, yang sayang dan cinta padamu walaupun aku tidak tau apakah kamu
juga memiliki perasaan yang sama terhadapku.” Akhirnya perasaan yang selama ini
ku pendam akhirnya tersampaikan juga.
“Aku tau itu ustin, tapi kamu harus
mematuhi semua kata-kata dan amanat yang
di berikan orang tua ustin.”
“Emang benar sih, aku harus mematuhi
kedua orang tua ku.”
“Gitu donk tin, kita berteman aja
ya.”
“Ya rattu, makasih buat penjelasannya”
aku sangat lega mendengar jawaban rattu.
“Ea ustin, ayo pergi, nanti kalau
berduaan terus malah menimbulkan fitnah”
“He’emh”
Setelah pertemuan itu aku dan dia
semakin dekat walau hanya sebatas teman saja, hari-hari ku lebih menjadi
bewarna karena dia selalu ada disaat aku membutuhkan nya.
Dan tidak terasa kalau sekarang dia
sudah kelas 3, aku tau kalau kelas 3 pasti banyak tugas dan banyak kegiatan,
hal itulah yang membuat hubungan ku dengan rattu semakin merenggang, setiap
kali aku sms jarang sekali dia mau balas, dan pasti karena alasan tugas yang
numpuk, aku mencoba memahami keadaannya saat ini, memang gitu seharusnya, harus
bisa memahami keadaan seseorang, walaupun hati ini merasa keberatan tapi itu
pengorbanan yang harus aku lakukan demi kebaikan dia.
6 Oktober 2012, Hari ini adalah hari
ulang tahun rattu yang ke 15, aku tidak lupa memberi ucapan selamat kepada dia,
walau hanya lewat pesan singkat
“Selamat ulang tahun ea rattu, semoga
panjang umur, tambah pinter, tambah dewasa, pokoknya nambah menjadi yang baik
deh, dan maaf hanya kata-kata ini yang bisa aku ucapkan.”
“Ea ustin, makasih banget, aku udah
seneng kok walau hanya ngucapin lewat kata-kata, kan yang penting doa nya tin”
“Sip, selalu aku doakan agar menjadi
yang terbaik.”
“Makaasih banyak ea ustin’’
“Ea sama-sama”
Mungkin lewat kata-kata sederhana
yang aku ucapkan kepada dia, sudah membuat dia merasa bahagia.
“Rattu, besok aku tunggu di taman,
pulang sekolah, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”
“Ea ustin, tapi mau ngomong apa ya”
“Tunggu aja besok”
“Okey lah”
Akhirnya aku dan dia bertemu di
tempat yang udah aku janji kan, dan akupun tanpa basa-basi langsung mintak
photo dia, dan akhirnya dapat juga photonya bidadari dari SMP 3.
Setelah lebih 2 tahun aku dan dia
kenal, tidak terasa juga perpisahan sudah ada di depan mata, perpisahan pada
tanggal 12 Juni 2013 itu tidak bisa dihindarkan lagi dan menjadi perpisahan
yang tidak akan pernah aku lupakan, dengan rasa sedih dan senang aku harus rela
rattu meninggalkan SMP dan meninggalkan aku, walau aku masih bisa tersenyum di saat-saat perpisahan, namun tidak ada yang
tau kalau hati ku sedang menangis.
Bunga di taman yang sedang mekar
dengan indah, tiba-tiba saja layu.
dan burung yang biasanya berkicau dengan merdu
tiba-tiba saja berhenti berkicau.
bahkan langit yang sedang terang menerangi
bumi ini tiba-tiba terhalang oleh awan yang hitam, mungkin mereka tau apa yang
sedang aku rasakan.
Mungkin
aku bukan pelangi yang selalu memberi warna dalam kehidupannya.
Mungkin
aku bukan mentari yang selalu menghangat kan nya.
Mungkin aku juga bukan bintang yang
selalu memberi warna dalam malam mu.
Aku hanya lah bulan yang hilang di
tengah kegelapan.
Itulah
kata-kata yang selalu ku ingat, dan hanya kata-kata itu yang bisa mengingatkan
ku kepada rattu.
Mungkin
kisah ini tidak akan pernah aku lupakan dalam hidupku, disaat aku dan dia
bersama dikala suka dan duka, namun kini semua hanya tinggal kenangan, biarlah
rasa cinta dan sayang ku kepada dia hanya tinggal kata.
sikap dia setelah perpisahan sangat lah
berbeda, dia yang dulu bukan dia yang sekarang, dia sangat jauh berbeda. Aku
dan dia sudah tidak ada komunikasi lagi mungkin disana dia sudah dapat cowok
yang lebih sempurna dari pada aku dan aku sadar cinta itu tidak harus memiliki
seperti kisah cinta ku dan dia yang tidak dapat menyatu, seperti air dan api
yang tidak pernah bisa bersama.
Kisah ini akan menjadi kenangan cinta
yang paling indah yang pernah ku ukir pada masa-masa SMP, dan semoga dia tidak
pernah melupakan kisah ini, Walaupun kini engkau jauh di mata namun bayangmu
selalu dekat di hati ku.
Mungkin suatu saat aku akan mendapatkan cewek
yang lebih baik dari pada rattu, dan mungkin Rattu akan dapat pasangan yang lebih
baik dari pada aku. (KONTRAVERSI HATI)
Kini aku mencoba menjalani hari-hari
ku tanpa senyumannya, dan hanya bayangannya lah yang selalu ku ingat.
“Bila teringat tentang dirimu,
berlinanlah air mata ku, ku rindu saat-saat bersamamu kasih sayang mu padaku,
namun kini kau bukan milikku dan berakhir sudah cintaku, biarkanlah hatiku
bicara bahwa aku masih sayang padamu, dan aku selalu mendo’akan mu agar kau
bahagia bersama dirinya.
BIODATA PENULIS :
NAMA
: USTIN CAHYO HIDAYAT
TTL :
RIMBO BUJANG, 8 DESEMBER 1999
ALAMAT : JL.R.A.KARTINI/8
HOBBY :SEPAKBOLA
MAKES : MIE AYAM
MIKES : AIR PUTIH SAJA
WARNA KESUKAAN : MERAH DAN BIRU
0 komentar:
Posting Komentar
silakan Anda komentar dengan memperhatikan etika yang santun